PENGGUNAAN OBAT SAAT PUASA

Semangat pagi mitra healthier

Selama bulan Ramadhan, pola makan dan minum akan berubah. Waktu yang leluasa untuk minum obat berubah dari 24 jam menjadi hanya 10.5 jam. Bagaimana cara meminum obat agar efek terapi menjadi optimal?

Berdasarkan kesepakatan para ulama dan ahli medis di Maroko Tahun 1997, tidak semua obat dapat membatalkan puasa. Obat tersebut yaitu jenis obat dalam bentuk yang tidak diminum melalui mulut dan masuk saluran cerna, diantaranya:

  1. Obat yang diserap melalui kulit, misalnya: krim, salep, gel, dan plester
  2. Obat yang diselipkan dibawah lidah, contoh: nitrogliserin untuk angine pektoris
  3. Obat-obat uang disuntukan, baik melalui kulit, otot, sendi dan vena. Kecuali pemberian makanan melalui intravena
  4. Obat tetes mata, hidung atau telinga
  5. Obat kumur, sejau tidak tertelan
  6. obat asma berbentuk inhaler
  7. pemberian gas oksigen dan anastesi
  8. Suppositoria

Bagaimana jadwal obat yang diminum?

Jika ternayat obat perlu diminum 3 atau bahkan 3 kali sehari, pada hari biasa artinya obat diminum tiap 8 jam atau 6 jam. hal ini tidak memungkinkan pada saat berpuasa

Solusinya :

  • Obat diganti sediaan yang melepaskan perlahan lahan atau diganti obat jenis lain yang memiliki khasiat sama namun bekerja panjang. Misalnya pada pbat hipertensi Kaptopril (2-3 kali sehari) diganti menjadi Lisinopril (1 kali sehari)
  • Jika tidak bisa diganti, maka penggunaan selama berpuaa sebaiknya dibagi dalam rentang waktu yang sama yaitu setiap 5 jam jika 3×1.
  • Penggunaan obat 4 x 1 tidak dianjurkan saat berpuasa, terutama untuk antibiotik

Perubahan jadwal dan dosis dapat mempengaruhi efek terapi obat. Karena itu perlu lebih berhati-hati jika akan dilakukan perubahan.  Lebih baik jika dikonsultasikan dengan dokter dan atau apoteker terlebih dahulu.

Secara umum:

  • Obat yang diminum satu kali sehari diminum saat sahur atau berbuka
  • Obat yang diminum dua kali sehari diminum saat sahur dan berbuka

Selamat berpuasa, semoga amal ibadah Ramadhan kita diterima oleh Alloh SWT, Aamiin

(Sumber: Kementrian Kesehatan RI, disampaikan oleh apt. Aziez Ismunandar, S.Farm, MM)

Mungkin Anda juga menyukai