DETEKSI DINI TULI KONGENITAL
Apa Itu Kongenital?
Tuli kongenital atau tuli sejak lahir merupakan hilangnya pendengaran bayi yang muncul pada saat lahir. Tuli kongenital menyebabkan hambatan perkembangan bicara, berbahasa, kognitif, emosi dan komunikasi sosial.
Faktor penyebab Tuli Kongenital
- Prenatal
Merupakan periode saat bayi masih dalam kandungan ibu. Penyebab Ketulian pada masa ini antara lain:
-
- Faktor genetik yaitu riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran sejak masa anak-anak
- Riwayat infeksi TORCHS (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis) pada kehamilan
- Kelainan bentuk pada kepala dam wajah termasuk kelainan pada daun telinga dan liang telinga
- Konsumsi obat yang berbahaya bagi janin
- Perinatal
Merupakan periode saat proses kelahiran. Penyebab ketulian pada masa ini antara lain:
-
- Kadar bilirubin yang tinggi atau kuning
- Berat badan lahir rendah (BBLR)
- Usia kehamilan belum cukup (Prematur)
- Posnatal
- Infeksi bakteri dan virus
- Trauma kepala misalnya terjadi benturan pada kepala
Lalu, bagaimana cara skrining deteksi dini pada bayi terkait pendengaran?
Pemeriksaan pendengaran dapat dilakukan dengan berbagai tes, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melakukan tes Otoacoustic Emmission (OAE) untuk mengetahui adanya indikasi ketulian. Tes ini penting dilakukan, karena apabila terdapat gangguan pendengaran pada bayi maka akan meningkatkan risiko gangguan kemampuan bicara. Orang tua harus waspada terdapat gaangguan pendengaran bila:
| Umur Bayi | Curiga gangguan pendengaran bila |
| 12 bulan | Belum dapat mengoceh (Babbling) atau meniru bunyi |
| 18 bulan | Tidak dapat menyebut 1 kata yang mempunyai arti |
| 24 bulan | Perbendaharaan kata kurang dari 10 kata |
| 30 bulan | Belum dapat merangkai kata |
Intervensi dini agar anak tertolong sehingga mampu mencetak SDM yang potensial dan mandiri.
(PKRS RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, disampaikan oleh dr. Tri Adhitama Kumala Hasan, Sp.THT-KL saat Podcast Dawet Ayu )








