KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Setelah Vaksin Covid-19

KIPI (Kejadian Pasca Imunisasi) yaitu:

  • Semua kejadian medis (sakit / kematian) yang tidak   diinginkan, yang terjadi setelah imunisasi, sampai kurun waktu satu bulan setelah imunisasi, diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi, serta tidak selalu memiliki hubungan kausal
  • Kejadian medis yang terjadi setelah  imunisasi  dapat berupa reaksi vaksinreaksi suntikan, kesalahan prosedur,  ataupun koinsidens sampai ditentukan adanya hubungan kausal

Apakah KIPI sama dengan efek samping?

  • Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi atau biasa disebut KIPI merupakan kejadian medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi.
  • Berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
  • KIPI diklasifikasikan serius apabila kejadian medik akibat setiap dosis vaksinasi yang diberikan menimbulkan kematian, kebutuhan untuk rawat inap, dan gejala sisa yang menetap serta mengancam jiwa.
  • Klasifikasi serius KIPI tidak berhubungan dengan tingkat keparahan (berat atau ringan) dari reaksi KIPI yang terjadi

Jenis KIPI

  1. Serius
    • KIPI Serius adalah setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan dan kematian, serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilaporkan segera setiap kejadian secara berjenjang yang selanjutnya diinvestigasi oleh petugas kesehatan yang menyelenggarakan imunisasi untuk dilakukan kajian serta rekomendasi oleh Komda dan atau Komnas PP KIPI, yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan profesi
  2. Non Serius
    • KIPI Non Serius adalah kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima. Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan dengan hasil cakupan imunisasi

TERMINOLOGI  Kejadian Ikutan vs Reaksi Simpang

Reaksi simpang vaksin vs kejadian simpang

Mengapa harus memantau KIPI?

  • Tidak ada vaksin yang 100% aman dan tanpa risiko
  • Penting untuk mengetahui risiko dan bagaimana menangani peristiwa semacam itu ketika terjadi
  • Menginformasikan kepada orang dengan benar tentang KIPI membantu menjaga kepercayaan publik terhadap program imunisasi
  • Pemantauan KIPI juga membantu meningkatkan kualitas layanan

Vaksin Covid-19

  • Vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 ini masih termasuk vaksin baru sehingga untuk menilai keamanannnya perlu dilakukan surveilan  baik aktif maupun pasif yang dirancang khusus –> Kejadian Ikutan dengan Perhatian Khusus (KIPK).
  • KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai.
  • Penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin

Vaccine Safety & Adverse Events  Following Immunization (AEFI)

Deteksi dan Pelaporan KIPI merupakan langkah awal untuk memperkuat monitoring keamanan vaksin (vaccine safety). Dengan meningkatnua keamanan vaksin, keamanan pasien (patient safety) tentu akan meningkat.

Apa saja contoh KIPI yang kerap terjadi terutama  pada vaksin darurat?

  • Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan.
  • Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin.
  • Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respon imun. Komponen vaksin lainnya (misalnya bahan pembantu, penstabil, dan pengawet) juga dapat memicu  reaksi. Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi  ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respon imun terbaik.
  • Frekuensi terjadinya reaksi ringan vaksinasi ditentukan oleh jenis vaksin.

KIPI Vaksin Covid-19 yang Mungkin Terjadi dan  Antisipasinya

Penyebab reaksi

Antigen yang terkandung dalam vaksin,  Komponen vaksin lainnya (misalnya bahan  pembantu, penstabil, dan pengawet)

  1. Reaksi lokal, seperti:
    • Nyeri, kemerahan,bengkak pada tempat suntikan
    • Reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis
    • Antisipasi : kompres dingin pada lokasi dan paracetamol
  2. Reaksi sistemik seperti:
    • Demam,
    • Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
    • Nyeri sendi (atralgia),  badan lemah,
    • Sakit kepala
    • Antisipasi : Minum lebih banyak, pakaian nyaman, kompres dingin pada lokasi dan paracetamol
  3. Reaksi lain, seperti:
    • Reaksi alergi misalnya  urtikaria, oedem
    • Reaksi anafilaksis
    • Syncope (pingsan)

Tidak semua orang yang menerima vaksin Covid-19 mengalami reaksi atau KIPI. Kalaupun terjadi, reaksi yang timbul adalah WAJAR

Segera periksa ke dokter apabila :

  • Efek sampingnya menetap atau memburuk,
  • Demam berlangsung lebih dari 48 jam (2hari),
  • Muncul gejala pernapasan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas atau kehilangan indra perasa dan penciuman

Vaksinasi tidak menyebabkan sakit Covid-19. Jika anda terinfeksi Covid-19, maka kemungkinannya :

  • Terinfeksi setelah vaksinasi
  • Sedang terinfeksi saat proses vaksinasi, namun tanpa gejala

Apa SOP  yang harus diikuti penerima vaksin  setelah divaksin?

  • Setelah vaksinasi, mintalah pasien untuk menunggu 15-30 menit untuk melihat adanya reaksi cepat yang terjadi setelah vaksinasi.
  • Bila tidak ada reaksi yang cepat, bisa pulang, petugas akan memberikan nomor kontak yang bisa dihubungi, dan bisa beraktivitas seperti biasa, jangan lupa untuk mencatat nomor telpon yang bisa dihubungi bila ada keluhan pasca vaksinasi
  • Petugas akan melakukan pemantauan reaksi tersebut, dan sesungguhnya ini sudah dimulainya pemantauan kasus KIPI langsung setelah vaksinasi.
  • Puskesmas/ RS menerima laporan KIPI dari sasaran yang divaksinasi/masyarakat/kader, dan apabila ditemukan dugaan KIPI serius agar segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dilakukan pelacakan.
  • Hasil pelacakan dilaporkan ke Pokja/Komda PP-KIPI untuk dilakukan analisis kejadian, tindak lanjut kasus, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(PKRS RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, disampaikan oleh Teguh Winarsno, S.Kep.,Ns saat Talkshow di Radio Suara Banjarnegara)

Mungkin Anda juga menyukai